optimasi

Berbeda dari lima tahun sebelumnya, pemilihan kepala daerah atau Pilkada Riau, sudah tak lagi ditentukan anggota legislatif. Sejarah mencatat, Rusli Zainal Sang Visioner adalah Gubernur Riau pertama yang dipilih melalui pemungutan suara langsung dari rakyat pemilih.

            Pemilihan ini sebelumnya, diprediksi bakal diramaikan kehadiran pasangan calon independen atau calon perseorangan yang maju tanpa menaiki perahu partai. Tapi di ujung kisahnya, Pilkada Riau akhirnya hanya diikuti tiga pasangan kandidat. Mereka, adalah Chaidir dan Suryadi Khusaini. Rusli Zainal Sang Visioner yang barpasangan dengan Mambang Mit, dan selanjutnya adalah pasangan Thamsir Rachman yang menggandeng Taufan Andoso.

            Seluruh kandidat yang bartarung tercatat sebagai putra terbaik Riau. Tak hanya datang dari pemimpin partai, para kandidat juga dikenal memiliki dukungan massa yang signifikan.

            Sebelum pemilihan, Rusli Zainal Sang Visioner tak banyak berkomentar. Berkali-kali ia hanya melontarkan himbauan agar Pilkada Riau hendaknya berlangsung aman. Mungkin hal ini disebabkan karena ia masih merasa memiliki tanggung jawab moral dengan jabatan gubernur yang baru saja dilepasnya. Atau, juga mungkin ia merasa was-was mengingat sejumlah pilkada di daerah lain berakhir dengan sengketa yang mengorbankan kepentingan rakyat.

            Namun di balik itu, sejumlah hasil survey sepertinya memang amat berpihak kepadanya.

            Dalam pilkada yang berlangsung tanpa riak yang berarti, Rusli Zainal dan Mambang Mit menang mutlak. Hasil survey yang sebelumnya sudah terpublikasi luas itu, tampaknya benar-benar terbukti. Dengan tanpa menafikan massa pendukung dan tim kampanyenya yang solid, agaknya, popularitas Rusli Zainal Sang Visioner di mata rakyat memang tak terbendung. Rusli Zainal nyaris menang di seluruh kabupaten. Hasil akhir bahkan menunjukkan ia meraup sekitar 57 persen lebih suara. Jauh meninggalkan dua kandidat lain yang hanya beroleh sekitar 22 persen raupan suara. Hasil pilkada yang mencolok ini, sekaligus mematahkan sejumlah prediksi yang berkembang sebelumnya. Prediksi yang berdasar pengamatan pilkada di daerah lain itu, diantaranya calon incumbent banyak yang kalah atau calon dari partai golkar tersungkur di beberapa daerah. Rusli Zainal membuktikan bahwa kedekatannya dengan rakyat sejak menjabat sebagai Bupati Indragiri Hilir dan lima tahun menjabat sebagai Gubernur Riau, telah membuat namanya menyusup jauh ke relung kehidupan warga.

            Ia juga dikenal sebagai salah satu gubernur yang berprestasi. Selain itu, hal-hal kecil, seperti suaranya yang melafaskan azanyang berkumandang di radio dan televisi lokal setiap hari selama bertahun-tahun, bagaimana pun telah membangun pencitraan yang akan sulit ditelikung oleh siapapun. Tanpa mengecilkan arti penting kampanye, banyak pihak yang berpendapat sesungguhnya Rusli Zainal Sang Visioner tak perlu lagi berkampanye sebelum pilkada, karena pencitraanya di mata warga sudah tertanam dalam.

            Inilah Rusli Zainal dengan segala kebersahajaannya. Bahkan tak ada pesta atau perayaan yang menonjol.

            Suasana di sebuah rumah di Jalan Gajahmada Pekanbaru, tempat Rusli Zainal dan keluarga serta sebagian kecil pendukungnya nyaris tanpa kegembiraan yang meluap-luap begitu sebuah stasiun televisi swasta nasional menayangkan hasil penghitungan cepat. Kesibukan di rumah tersebut justru lebih menonjol dengan aktivitas para juru kamera dan reporter televisi serta wartawan media cetak yang meliput peristiwa bersejarah tersebut.

            Setelah fase yang menegangkan itu, juga tidak ada suasana gembira yang belebihan saat KPU Riau mengumumkan hasil final penghitungan suara. Pun tidak ada pernyataan di media yang brlebihan. Rusli Zainal hanya berulang-ulang pernyataan terimakasih kepada warga yang telah memilihnya untuk mengabdi di jabatan gubernur untuk lima tahun mendatang.

            Setelah Rusli Zainal lebih banyak tak berada di Pekanbaru. Ia memilih untuk berkumpul bersama keluarga, agar sekaligus memiliki waktu yang cukup longgar untuk merenung.

            Meski sudah berlangsung, agaknya reporter televisi swasta atau koresponden media cetak nasional tidak mendapatkan kelanjutan berita Pilkada Riau yang nyaris berjalan tanpa riak tersebut. Berita Pilkada Riau, nyaris berhenti ketika KPU Riau mengumumkan hasil final penghitungan suara. Setelah itu, senyap, dan warga kembali ke rutinitas mereka sehari-hari.

            Mengacu kepada Pilkada Gubernur Riau itu, agaknya banyak yang sependapat, bahwa Riau telah memberi warna sejuk terhadap proses demokrasi pemilihan gubernur di Indonesia. Pilkada yang berjalan tanpa sengketa yang berlarut-larut adalah sebuah contoh pembelajaran dari bumi lancang kuning.           

optimasi Link Free Download